Manasik Haji (kecil)


Pada hari sabtu tanggal 26 Oktober 2013 kemaren, Aca mengikuti manasik haji yang diadakan sekolah. Beberapa minggu sebelumnya sudah sering dapat laporan dari guru-gurunya tentang latihan-latihan manasik haji tersebut.Biasanya ceritanya soal Aca yang tidak mau pakai baju ihrom, Aca yang tidak mau masuk barisan, Aca yang mogok jalan waktu latihan di lapangan depan sekolah.Aca yang lari kesana-kemari. Waduuh, something like that.. 


Sepertinya yang ngerasa deg-degan soal manasik haji ini adalah (selain emaknya) guru-gurunya juga. Hari Jumat (H-1) , waktu jemput sekolah, sempat diajak ngobrol lama sama gurunya soal esok harinya. Tentang bagaimana kalau Aca aku bawakan botol minum (anak-anak lain tidak boleh bawa karena pasti akan ribet sedangkan minum sudah disediakan di lokasi, karena gurunya khawatir Aca tiba-tiba haus dan akan mogok jalan kalau tidak langsung minum air di botol favoritnya. Sampai-sampai, aku dibawakan tali panjang yang biasanya buat meronce anak-anak agar bisa dijadikan tali di botol minumnya. Rencananya, botol minumnya Aca akan dibawa bu gurunya jadi lebih mudah kalau bisa dikalungkan di leher.
Malam harinya, aku coba membujuk Aca untuk memakai baju ihrom. Tapi sayangnya dia tidak mau, jadi akhirnya malam-malam malah smsan sama gurunya sambil kami sama-sama berdoa agar besok semua lancar. Paginya, berangkat tanpa memakai baju ihrom. Dianter uti juga. Sepanjang perjalanan sudah bilang mau pakai baju ihrom kalau sama Bu Anni. Oke, sampai di alun-alun dan ternyata belum ada satupun temannya yang datang. Dan memang Aca nurut banget dipakaikan baju ihrom oleh bu gurunya. Tapiii, setelah itu, malah rewel dan terus nempel ke aku dan utinya. Sepertinya dia grogi dengan suasana seramai itu, ditambah sok manja karena ngerasa ditungguin. Sampai dibeliin balon tetep aja tidak mau masuk barisan padahal acara sudah hampir dimulai. 

Akhirnya, Bu Isti, bilang, kalau sebaiknya Aca ditinggal saja. Mending nangis sebentar sebelum manasik daripada nanti kalau sudah acara dimulai. Oke, akhirnya kami berdua meninggalkan Aca yang menangis keras. Tidak pulang sih, cuma menjauh aja biar Aca tidak melihat kami.Setelah itu, masih kami lihat Aca yang digendong gurunya kesana kemari sambil menangis keras (maafin Aca bu guru sudah merepotkan). Tapi setelah acara dimulai sepertinya semua baik-baik saja. Sayangnya, Aku sama uti cuma bisa melihat dari jauh. Kalau Aca sampai tahu kami masih ada disana, mungkin dia akan kumat rewel dan manjanya. Tapi yang aku lihat, Aca seneng-seneng aja. Walaupun kepanasan, nunggu giliran kloter lama, melewati satu demi satu kegiaatan, masih kulihat dia ketawa-ketiwi sama teman-temannya. 

Sampai selesai, dengan muka merah karena kepanasan, dia tertawa menyambutku yang sudah menunggunya. Disalami gurunya yang bilang "Mas Aca hebat tadi, sekarang sudah jadi haji kecil". Dan setelah itu dengan heboh Aca cerita tentang "kakbah,lempar batu, lali-lali (lari-lari), dan doa" sepanjang perjalanan pulang. Leganyaa.. 

Post a Comment

0 Comments