KOMUNITAS DI MASA PANDEMI, BAGAIMANA BISA BERTAHAN?









Kemarin, aku sempat bertemu dan ngobrol dengan teman-teman antar komunitas tentang dampak pandemi dalam komunitas kami masing-masing. Semuanya mengaku kalau komunitasnya seakan mati suri karena sudah tidak ada kegiatan yang dilakukan beberapa bulan belakangan ini.

Komunitas, terutama komunitas sosial, mau tidak mau memang menjadi salah satu pihak yang terkena imbas pandemi. Meskipun tidak memperoleh kerugian secara finansial, tapi tetap saja tidak adanya kegiatan, membuat banyak anggotanya jadi kehilangan salah satu aktivitas yang biasanya rutin dilakukan.

Seperti Yuk Main, komunitas yang kami dirikan empat tahun lalu. Kegiatan kami selama ini yang hanya melakukan playdate atau bermain bersama secara rutin setiap bulan, otomatis berhenti total. Bisa dibayangkan bagaimana rasanya kan? Biasanya kami sangat sibuk menyiapkan tema kegiatan, survei lokasi playdate, membuat pernik-pernik hiasan setiap bulannya. Sekarang, kami tidak bisa lagi merasakan serunya bermain di taman dan bersenang-senang bersama anak-anak.

Namun kami sadar, Yuk Main adalah salah satu pilihan berkegiatan bagi orang tua dan anak. Untuk itulah kami kemudian memutuskan mengadakan kegiatan secara daring meskipun kami tahu, sudah banyak tugas yang harus dikerjakan oleh anak. Tapi setidaknya, Yuk Main hadir untuk memberikan suasana baru bagi anak selain belajar materi dari sekolah. Kami melakukan semua kegiatan daring di grup WhatsApp Yuk Main.

Dari sanalah kami mengadakan kegiatan dengan judul “Yuk Main di Rumah Saja”. Setiap minggu ada tema yang berbeda. Salah satu contoh tema mingguannya adalah tanaman. Setiap hari dalam satu minggu itu, semua peserta boleh membagikan cerita dan foto kegiatan bermain dan belajar di rumah dengan tema tanaman. Tentu saja tidak hanya anak-anak yang berkegiatan. Orang tua pun boleh ikut serta.

Bagaimana hasilnya? Ada anak yang pagi itu panen cabe dari kebun kecil di rumah, ada yang belajar bagian-bagian tanaman, mewarnai gambar pohon, menyiram tanaman, dan banyak lainnya. Bagaimana dengan orang tua terutama para emak? Jangan salah, ternyata mereka malah lebih bersemangat dalam menyetorkan kegiatannya.

Terutama di tantangan mendadak yaitu “Garden to Table”. Kami memberikan tantangan untuk membuat makanan atau minuman yang bahan-bahannya didapat dari kebun sendiri. Hasilnya seru sekali. Ada yang membuat es buah dengan taburan daun mint hasil kebun, ada yang membuat wedang jahe sereh yang ditanam di pot, ada juga yang membuat cendol dengan memakai daun suji dan pandan yang tinggal ambil di pekarangan. Luar biasa!


Alhamdulillah, Yuk Main di Rumah Saja mendapat sambutan baik dari para peserta. Apalagi setiap akhir pekan, kami mengadakan kuliah WhatsApp dengan menghadirkan narasumber tamu untuk berbagi ilmu sesuai tema mingguan. Jadi keseruannya dapat, ilmu yang bermanfaatpun dapat.

Meskipun hanya sebuah komunitas, tapi kami harus terus memikirkan cara untuk tetap bisa bertahan di masa pandemi. Ketika satu pintu tertutup, pasti ada pintu lain yang terbuka. Ketika ada satu cara yang gagal, pasti ada cara lain yang akan berhasil. Karena niat kami sejak awal adalah untuk menyediakan tempat berbagi manfaat dan inspirasi bagi keluarga dalam bermain dan belajar, jadi mestinya pandemi ini tidak membuat kami berhenti berkarya. Pandemi ini tidak boleh membuat kami berhenti menebar manfaat. Meskipun dengan cara-cara lain yang sangat berbeda dari biasanya.



#OneDayOnePost

#ODOP

#ODOPBatch8

#TantanganPekan7

#Day46

Post a Comment

7 Comments

  1. Masya Allah kegiatannya menginspirasi banget.
    Ide daringnya keren.

    ReplyDelete
  2. Seru yah komunitasnya. Terima kasih kak

    ReplyDelete
  3. Masyaallah... Komunitas yang syarat akan manfaat di masa pandemi seperti ini. Keren banget

    ReplyDelete
  4. Wah..
    Keren komunitasnya, Kak..
    Kreatif banget.

    ReplyDelete
  5. Bahkan ketika semua pintu tertutup, ada jendela yang masih bisa dibuka. Semangaaat ya!

    ReplyDelete
  6. wah keren sekali tulisannya ... diambilnya dari sudut sebuah komunitas ... bagus-bagus

    ReplyDelete