KETIKA TIDAK LAGI BISA KE PERPUSTAKAAN

 Apa yang paling kurindukan saat masa adaptasi kebiasaan baru ini ? Playdate Yuk Main, sanggar, taman baca, jajan sambil diskusi membahas banyak hal tentang komunitas bersama para relawan, dan pergi ke perpustakaan.

Iyaa, aku salah satu pengunjung setia perpustakaan umum di kotaku, meskipun sudah lama tidak meminjam buku untuk kubawa pulang. Membaca buku di rumah sekarang butuh  waktu lama bagiku, jadi aku menggunakan perpustakaan untuk membaca di tempat saja. Biasanya aku mencari buku-buku non fiksi atau buku agama yang bisa kubaca sekali duduk.

Perpustakaan juga adalah salah satu tempatku ketika ingin beristirahat di sela-sela waktu kerja. AKu suka menyendiri di salah satu bangku, membaca buku sambil ngadem. Sangat ampuh untuk mengisi ulang energiku setelah dari pagi bekerja dan tidak bisa pulang sebentar.

Tapi saat adaptasi kebiasaan baru ini, ketika perpustakaan tutup, lumayan kehilangan tempat untuk beristirahat sejenak. Juga kehilangan kesempatan membaca buku-buku bagus yang tidak bisa kubeli. Perpustakaan umum di sini hanya melayani pengembalian buku, sedangkan peminjaman dan baca di tempat diberhentikan sementara.

Sedih sih, tapi mau bagaimana lagi. Jadi akhirnya aku kembali menggunakan perpustakaan digital. Dulu sudah pernah menggunakan ipusnas untuk meminjam buku. Juga pernah punya akun di iJakarta. Tapi karena masih suka membaca buku fisik dan bisa kapan saja main di Perpustakaan Umum, aplikasi-aplikasi perpustakaan digitalpun kulupakan.

Tapi sekarang, kupasang lagi aplikasi Ipusnas di gawaiku di masa adaptasi kebiasaan baru ini. Iya dong, aku tidak mau melewatkan kesempatan belajar banyak hal dari buku-buku . Apalagi karena beberapa waktu lalu, sering bekerja di rumah, jadi punya banyak kegiatan baru yang butuh referensi dari buku. Misalnya tentang berkebun di rumah, kerajinan tangan yang ingin kucoba pelajari, serta keterampilan baru yang membuatku ingin tahu. Meskipun tidak ada yang bisa menggantikan nikmatnya membaca buku asli, tapi tetap menyenangkan bisa membaca buku meskipun dari layar gawai.

Adaptasi kebiasaan baru ini memang membuat kita harus menyesuaikan diri. Tidak ada perpustakaan memang bisa jadi satu alasan untuk tidak membaca buku, tapi ada banyak alasan juga untuk tetap bisa membaca. Aplikasi perpustakaan sudah banyak tersedia. Gawai bukannya malah semakin sering dipakai di masa adaptasi kebiasaan baru ini kan? Jadi bisa dong ya, mendaftar di Ipusnas (atau iJakarta, atau Gramedia Digital, atau yang lain) dan menggunakan gawai untuk membaca buku. Banyak pilihan buku yang beragam seperti di perpustakaan umum. Tidak ada alasan lagi untuk berhenti membaca di masa adaptasi kebiasaan baru kan?

Post a Comment

0 Comments