SIAPA MEREKA?









Aku melihat mereka setiap hari. Seringnya setiap aku pulang kerja. Entah siang atau sore hari. Selalu di tempat yang sama. Seorang wanita berusia sekitar 40 tahunan, dan seorang anak perempuan berusia sekitar 10 tahun.

Pertama kali melihat mereka, wanita itu (anggap saja itu ibunya) sedang duduk di trotoar yang tidak pernah dilewati orang. Trotoar itu terputus di tengah jalan yang menghubungkan rumah-rumah dan persawahan, jadi memang kecil kemungkinan ada orang yang akan melewatinya.

Saat itu aku belum melihat si anak. Di samping ibu itu ada dua bungkus plastik kecil dan satu buah payung. Kupikir, dia itu pengemis atau pemulung yang sedang beristirahat di jalan. Atau mungkin juga orang gila. Besoknya, ketika aku melewati jalan itu lagi, dia berada di sana. Bersama seorang anak perempuan.


Seorang gadis kecil kulihat sedang bermain boneka di sebelah wanita itu yang kemudian aku pikir mereka adalah sepasang ibu dan anak. Sayangnya, aku tidak memperhatikan ibunya sedang berbuat apa. Aku naik motor. Jadi hanya bisa melihat sambil lalu saja.

Lain hari, aku melihat si gadis kecil menulis di sebuah buku tulis. Sambil bernyanyi sepertinya. Wajahnya terlihat riang. Ibunya seperti biasa sedang duduk di sebelahnya. Siang itu panas, jadi mereka membuka payung, duduk di bawah payung itu, berdua.

Hari ini, aku pulang petang. Hujan turun sejak beberapa hari yang lalu. Dan aku sama sekali tidak menduga kalau mereka berdua masih ada di tempat biasa. Kali ini, aku melihat mereka, masih berteduh di satu buah payung besar yang kelihatan sudah kumal. Si gadis kecil sedang berbaring di pangkuan ibunya. Mereka sepertinya sedang mengobrol sambil sesekali tertawa.

Di tengah hujan, yang meskipun tidak terlalu deras saat itu, mereka kelihatan baik-baik saja. Tapi aku yakin pastilah mereka kedinginan sepertiku yang ingin bisa cepat-cepat pulang. Satu payung untuk berdua pastilah tidak cukup melindungi tubuh mereka. Apalagi mereka hanya duduk di trotoar di pinggir jalan.

Aku selalu membayangkan banyak hal setiap melihat mereka. Bertanya-tanya siapa mereka, apa yang membuat mereka setiap hari ada di sana, apa yang mereka lakukan di sana, dan apakah ada yang bisa kulakukan untuk membantu mereka?

Tapi aku juga masih belum punya kesempatan dan keberanian untuk menepikan motor lalu menyapa mereka. Satu hal yang harusnya kulakukan terlebih dahulu sebelum membantu atau mencari tahu apa yang terjadi dengan mereka. Menyapa mereka. Semoga semesta segera memberiku kesempatan, dan terutama keberanian itu.

Post a Comment

0 Comments