Aca dan Hafalan

Dua minggu ini, aku mengkhawatirkan Aca setiap mengecek buku penghubungnya sepulang sekolah. Di kegiatan harian, aktivitas utamanya adalah hafalan.

Kalau aku, bukan khawatir kalau Aca akan gagal di hafalan ini..(karena di Kelompok Bermain manapun mestinya tidak boleh ada ujian, tes, atau evaluasi apapun, namanya juga Kelompok Bermain kaan..). Hanya saja aku mengkhawatirkan Aca, kalau-kalau dia akan merasa minder kalau merasa dia tidak mampu melakukan hafalan seperti teman-temannya. Dan itu akan menyebabkan Aca malas ke sekolah dan malu bertemu teman-temannya.

Walaupun aku (secara sengaja) memang tidak pernah bertanya kepada gurunya tentang 'hafalan' yang satu ini. Kenapa? entahlah, aku mungkin bahkan belum pede untuk bertanya pada gurunya, takut kalau jawaban gurunya akan membuatku kecewa dan aku akan menganggap Aca sebagai anak yang berbeda. Apalagi sampai memaksa dan membebaninya macam-macam agar sama dengan anak-anak lain.

Padahal Aca bukannya 'berbeda'. Dia anak spesial. Tentang hafalan ini, aku yakin maksudnya adalah hafalan surat pendek dan hadist-hadist yang selama satu semester ini sudah diajarkan kepada anak-anak. Itupun baru bisa dihitung dengan jari. Surat pendeknya saja baru sampai ke Al Falaq. Tapi, sependek dan semudah surat itu, Aca memang kesulitan membacanya. 

Tapi alhamdulillan, memasuki minggu kedua ini, Aca masih baik-baik saja. Masih riang ketika berangkat sekolah, masih pede main sama teman-temannya, dan masih heboh senang tiap aku jemput sepulang sekolah. Aku juga masih berusaha tidak menganggapnya harus sama dengan anak-anak lain yang harus bisa hafalan ini itu. Tapi tetap masih melakukan rutinitas yang sama. Melakukan hafalan sehari dua kali. Pagi hari sebelum berangkat sekolah dan malam hari menjelang tidur. Itu saja.

Dan aku sungguh percaya, Aca sebenarnya mampu menghafal apapun. Otak anak kan ibarat spons, mampu menyerap segala informasi apapun yang dia terima. Apalagi, setiap hari sejak dia bayi, juz amma sudah seperti bacaan wajib kami berdua. Hanya saja, dia masih kesulitan mengucapkannya kembali. But I do believe that he will do it. Segera.

Siang tadi, waktu pulang sekolah dan bisa ngobrol sebentar sama gurunya, malah gurunya sendiri yang bilang kalau mas Aca sekarang sudah makin pintar ngomongnya. Sudah mulai bisa merangkai tiga kata sendiri kalau mau bercerita. Bu guru waktu cerita dengan mata berbinar sambil memeluk Aca. 

Dan itu, sudah lebih dari cukup..biarlah tentang hafalan dan sebagainya nanti saja dibahas waktu pembagian rapor kalau itu dijadikan pembahasan oleh gurunya hehe.. 
Yang jelas sekarang..i'm very proud of him..like always..

Post a Comment

0 Comments