TAMAN MATAHARI YANG DULU TAK PERNAH SEPI









Taman itu tidak besar. Hanya sebuah lahan sempit di pinggir saluran air yang dijadikan taman baca oleh beberapa warga dan karang taruna desa. Kebetulan mendapat dana yang kemudian digunakan untuk memperbaiki saluran air, membangun ruang terbuka hijau dan memasang mainan anak-anak.

Taman biasa. Hanya karena kebetulan di desa tersebut banyak ditanam bunga matahari di beberapa rumah warganya, jadi dipilihlah matahari sebagai nama taman tersebut. Bunga matahari juga melambangkan kemakmuran, kesejahteraan, dan kebahagiaan.

Tapi yang agak berbeda adalah adanya dua buah kotak kecil yang terbuat dari kaca di sana. Kotak kecil itu kemudian digunakan sebagai tempat penyimpanan buku-buku yang bisa dibaca anak-anak dan orang dewasa.


Buku-bukunya semua dari donasi warga masyarakat, teman-teman pengelola, dan beberapa orang baik yang bersedia memberikan sebagian koleksi bukunya untuk disimpan di taman. Buku bekas dan buku baru. Majalah, buku cerita, board book, novel, buku agama tersedia.

Awalnya banyak yang meragukan ruang baca taman matahari akan ramai. Apalagi hanya ada dua ayunan dan satu mainan besi kecil yang tidak akan bisa digunakan banyak anak-anak dalam waktu yang bersamaan. Bisakah meminta anak-anak itu duduk dan membaca buku? Siapa yang mau membaca buku di saat gadget sudah banyak membuat anak-anak ketagihan?


Tapi sebuah niat baik haruslah terus diusahakan agar terwujud. Meskipun banyak yang meragukan, lihatlah Taman Matahari kemudian..Selalu ramai dikunjungi anak-anak untuk bermain dan membaca di sana. Setiap sore berebutan mengambil buku di kotak dan duduk di bangku untuk membaca buku cerita.

Tidak cukup sampai di situ. Setiap jumat sore, diadakan kegiatan seru yang membuat anak-anak makin bersemangat mengunjungi Taman Matahari. Bersama kakak-kakak dari karang taruna dan pengelola taman, ada kelas-kelas yang berbeda khusus untuk anak-anak. Gratis.


Ada kelas literasi, yang kegiatannya membaca buku bersama dan mendengarkan dongeng. Kelas Aksi yang bertujuan memberikan pembelajaran ke anak-anak dalam menjaga kebersihan dengan bergotong royong membersihkan taman, menyemai benih bunga matahari, dan merawat buku-buku. Kelas Kreasi yang mengajak anak-anak membuat kerajinan tangan dari bahan-bahan sederhana. Terakhir ada kelas seni yang mengajak anak-anak untuk membaca puisi, menyanyi atau memainkan alat musik.

Dan semua ragu dipatahkan dengan semakin hidupnya Taman Matahari. Semangat anak-anak itu membuat keraguan demi keraguan luntur seiring berjalannya waktu. Anak-anaklah yang menjadi penjaga utama keberlangsungan Taman Matahari. Taman tak pernah sepi setiap hari. Dulu.

Kini, ketika pandemi melanda berbulan-bulan lamanya, ada yang hilang di sana. Tawa dan celotehan anak-anak, semangat bermain dan belajar mereka, bahkan cahaya bunga matahari kian meredup. Buku-buku harus dipindahkan untuk mengurangi kemungkinan anak-anak berkerumun di taman. Taman Mataharipun seperti kehilangan nyawanya.

Tapi semoga tidak lama….

Ada berjuta keinginan, tapi tahu ada sabar yang harus terus dipanjangkan. Ada banyak rencana, tapi juga tahu belum saatnya semua dilaksanakan. Segera setelah semua berlalu, ada rindu yang bisa dibayar lunas. Di Taman Matahari.







#OneDayOnePost

#ODOP

#Day31

Post a Comment

12 Comments

  1. ketika lihat judulnya, saya pikir taman matahari tempat wisata yang ada di puncak Bogor, ternyata TBM... semoga kita segera kembali kepada kondisi normal, agar bisa memaksimalkan fungsi TBM-nya. semangat kak

    ReplyDelete
    Replies
    1. Hehe..aku malah belum pernah ke taman matahari Bogor Kak. Aamiin. Terima kasih Kaaak

      Delete
  2. MaasyaAllah.... Matahari... suka dengan Matahari.... Warna kuning cerah ceria hehe

    ReplyDelete
    Replies
    1. Lihat bunga matahari itu bikin semangat mbak, Beneran deh

      Delete
  3. Wah..senengnya ada TBM disana, Rumahku juga dekat dengan TBM IQRA. Semoga pandemi segera berakhir hingga bisa berkegiatan kembali.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Aamiin. Mari langitkan doa sama-sama Kak. Sudah rindu sekaliii

      Delete
  4. terharu kak.. semangat terus, semoga taman matahari semakin ramai

    ReplyDelete
  5. Semoga taman matahari kembali ceria lagi. Tunggu pandemi usai ya

    ReplyDelete
    Replies
    1. Aamiin. Iya Kak, sudah pada nggak sabar nih hihihi

      Delete
  6. Bagus ya sudah dikenalkan literasi dari sejak dini dimulai dari bentuk taman, tempat berkumpul anak anak.

    ReplyDelete
  7. Iya. Biar tidak berat karena belajarnya di taman. Serasa main melulu hehehe

    ReplyDelete