DIKEMANAKAN PAKAIAN LAYAK PAKAINYA?

 


Setelah dua minggu lalu aku menulis tentang decluttering di sini, hari ini aku akan bercerita kukemanakan pakaian dan kerudungku setelah kukeluarkan dari lemari. Tapi sebelumnya,  aku selalu memastikan dulu pakaian yang akan kuberikan ke orang lain memang masih sangat layak pakai. Aku bayangkan diriku sendiri yang menerima pakaian dari orang lain dan aku pasti akan senang jika kondisi pakaiannya memang masih bagus. Itulah sebabnya, setelah kukeluarkan dari lemari, aku bagi lagi pakaianku menjadi dua kategori yaitu :

1.    Pakaian yang rusak . Kancing yang lepas, noda besar yang tidak bisa hilang, sobek, dan yang memang aku sendiri tidak mau memakaianya karena kondisi fisik pakaian yang tidak bagus, maka tidak boleh dikasihkan ke orang lain. Biasanya ini kubawa ke tukang jahit dan kujadikan masker, sapu tangan, lap wastafel, atau serbet di dapur. Kalau terpaksa dibuang, dibuang yang benar.

2.    Pakaian yang masih bagus. Biasanya pakaian kategori ini tidak terpakai  karena kebesaran, kekecilan, atau tidak ingin kupakai lagi karena alasan khusus. Pakaian inilah yang disiapkan untuk diberikan ke orang lain. Biasanya aku laundry  dulu biar bersih dan wangi.

Kemudian, ke mana saja pakaian layak pakaiku kuberikan? berdasarkan  pengalamanku, inilah beberapa tempat yang biasanya kujadikan sasaran:

1.     Ke Kampung. 

     Aku mempunyai kampung halaman di desa yang jauh dari kota. Orang-orang disana suka sekali kalau diberikan baju karena mereka jarang sekali mempunyai baju baru.  Beberapa kali juga ada teman yang bersedia menyaliurkan baju layak pakaiku ke kampung halamannya. Karena memang dibutuhkan dan banyak yang senang menerima.

2.     Panti Asuhan.

Kemarin sebagian besar kerudungku kukirim ke Panti Asuhan. Kebetulan aku punya seorang teman di Jawa Timur yang rumahnya sangat dekat dengan panti dan mengabarkan kalau anak-anak butuh tambahan kerudung dan pakaian .

3.      Dinas Sosial.

Suatu hari aku mendapat kabar, kalau Dinas Sosial menerima bantuan pakaian layak pakai agar bisa disalurkan ke orang-orang yang membutuhkan, misalnya di rumah singgah yang dikelola Dinas Sosial.  Kapan-kapan aku akan menulis lagi tentang ini untuk lebih jelasnya karena ketika hari ini tadi aku ke sana, tidak sempat berbincang lama dengan pengelolanya. Tunggu cerita berikutnya yaa..

4.     Komunitas Sosial.

Yang aku tahu ada beberapa komunitas yang menerima donasi pakaian layak pakai. Pakaian ini ada yang disalurkan kepada penerima langsung atau ada juga yang dijual lagi agar bisa mendapatkan uang untuk didonasikan. Beberapa kali aku juga pernah menyerahkan pakaianku  di komunitas sosial seperti ini.

 

Sebelum memberikan pakaian, aku selalu memastikan dulu bahwa penerima memang butuh dan mau. Terkadang ada orang yang tidak mau menerima barang bekas pakai orang lain, jadi penting sekali bagiku untuk menanyakan dulu. Sayang kalau niat awalku memberikan pakaian yang sudah tidak bisa kupakai agar bisa dimanfaatkan orang lain jadi gagal kalau ternyata pakaiannya malah hanya dibiarkan atau ditumpuk saja.

Paling senang kalau ada cerita dari kampung kalau pakaian yang kuberi, benar-benar dirawat oleh mereka. Mereka memakainya di acara spesial seperti kondangan, pengajian, atau bahkan bepergian. Dengan begini, aku jadi lega dan bahagia. Kalau teman-teman, biasanya ke mana menyalurkan pakaian layak pakai yang dipunyai?

 

#OneDayOnePost

#ODOP

#Day15

Post a Comment

0 Comments