RENCANA




Aku orang yang well planned banget. Setiap malam, aku sudah punya rencana besok mau ngapain aja, ke mana saja, bertemu siapa saja. Pekerjaanku juga mengharuskanku membuat perencanaan seperti itu. 


Membuat rencana memudahkanku mengatur waktuku. Aku bukan orang yang bekerja di kantor sepanjang hari sambil menghadapi berkas atau laptop, tapi bertemu orang-orang lain dab mengunjungi berbagai tempat yang jaraknya tidak dekat dari rumah. Jadi membuat rencana adalah keharusan bagiku kalau aku tidak ingin membuang waktuku begitu saja hanya karena aku lalai dalam membuat rencana. 


Tapi apakah dengan membuat rencana, menjadikan semuanya berjalan lancar? Tentu saja tidak! Apalagi yang kuhadapi adalah manusia. Orang biasa. Yang sering ketika sudah janjian tapi tiba-tiba ada acara lain yang membuatnya membatalkan sepihak, ada yang mempunyai kebiasaan telat terus setiap diajak ketemuan, atau ada hal-hal lain di luar kendali kita. 


Adanya rencana membuatku bisa beralih ke kegiatan, pekerjaan, atau hal lain dengan cepat saat satu rencanaku gagal. Jadi aku tidak punya waktu untuk bengong, bete, atau berlama-lama kecewa. Bisa segera move on hahaha.. 


Bagaimana caraku berdamai dengan rencana yang gagal? Dulu, aku sering marah kepada orang-orang yang punya kebiasaan terlambat setiap janjian. Karena bagiku, terlambatnya mereka berarti akan mengacaukan rencana yang sudah kurancang sebelumnya. Tapi lama kelamaan, aku capek sendiri. Aku tidak bisa mengontrol apa yang dikerjakan dan dipikirkan orang lain. Yang kubisa hanyalah mengingatkan mereka ketika berjanji padaku, berharap tepat waktu, sambil juga mempersiapkan diri jika memang aku harus menunggu lama. Cara ini lumayan membuatku lebih santai jika rencanaku gagal. Mempersiapkan diri jika terjadi hal di luar rencana. 


Mempersiapkan diri ini juga berlaku dalam banyak hal. Aku percaya bahwa tidak semua rencana akan sesuai dengan yang kuharapkan. Aku belajar mengakui bahwa ada Allah yang memiliki hak untuk memutuskan apakah rencanaku bisa terlaksana atau tidak. Tugasku hanya merencakan dan melaksanakan sebaik mungkin. Hasilnya, tetap ada campur tangan Allah di sana. Dengan berpikiran seperti ini, InsyaAllah akan lebih sabar saat menerima kegagalan. 




Post a Comment

0 Comments