KIAT MENGELOLA TAMAN BACA MASYARAKAT

taman baca masyarakat


Taman Baca Masyarakat

Hai semuanya, pernah mendengar taman baca masyarakat? Adakah taman baca masyarakat di sekitar tempat tinggalmu?

Mempunyai pekerjaan yang mengharuskanku berkeliling ke berbagai desa yang berbeda (beberapa bahkan berada di luar kota) membuatku tahu kalau di banyak desa, telah mempunyai taman baca masyarakat. Kalau dulu, di desa hanya mempunyai perpustakaan desa yang biasanya bertempat di kompleks balai desa atau kelurahan, sekarang sudah mulai banyak taman baca yang berada di lingkungan permukiman warga. Sebenarnya apa itu taman baca masyarakat dan apa bedanya dengan perpustakaan desa?

 

Perbedaan Taman Baca Masyarakat dan Perpustakaan Desa

Taman baca masyarakat adalah sebuah lembaga non formal yang menyediakan bahan bacaan bagi masyarakat. Taman baca ini berbeda dengan perpustakaan desa yang lebih formal, ada tempat khusus serta mempunyai sistem pengelolaan dan administrasi yang baku. Perpustakaan desa bersifat resmi karena ada laporan pertanggungjawaban kepada kepala desa, sedangkan taman baca masyarakat biasanya dikelola oleh perorangan atau kelompok masyarakat dan tidak ada pertanggungjawaban secara khusus.

Perpustakaan dan taman baca masyarakat tidak bisa dibandingkan karena posisinya saling melengkapi dan mengisi. Bisa dikatakan, taman baca adalah pintu masuk paling awal dalam pengenalan literasi setelah keluarga dan harus disupport oleh perpustakaan desa yang menyediakan kebutuhan literasi yang lebih lengkap dan baku.

Bahan bacaan di taman baca masyarakat pada awalnya memang sebagian besar berasal dari koleksi pribadi para  pengelola. Bermula dari beberapa buku, kemudian menjadi banyak karena bantuan dari berbagai pihak.  Dari sanalah, terbentuk satu solusi bagi masyarakat yang membutuhkan bahan bacaan jika perpustakaan desa terlalu jauh dan tidak terjangkau.

Sayangnya, makin lama, keberadaan taman baca masyarakat semakin hilang dan terpinggirkan. Pengunjung semakin sedikit, buku-buku jarang dibaca, dan mulai terlupakan. Tapi ternyata, ada beberapa  yang masih bertahan dan ramai sampai sekarang. Apa sebenarnya yang harus dilakukan dalam mengelola taman baca agar tetap bertahan lama dan tetap merakyat? Ada tiga kiat utamanya, yaitu :  

 

Membentuk Tim Pengelola yang Solid

Tim pengelola memegang peranan sangat penting karena di tangan merekalah sebuah taman baca bisa bertahan atau tidak.  Dari  yang pernah kukunjungi selama ini, biasanya orang-orang yang bertahan menjadi pengelola adalah yang  memang mempunyai jiwa kerelawanan tinggi dan sejak dulu menyukai dengan dunia literasi. Dan ini tidak bisa hanya dilakukan oleh satu orang. Ada timnya, jadi meskipun hanya dua atau tiga orang, mereka bisa saling menghandle kegiata jika yang lain sedang berhalangan.

 

Melibatkan Pengunjung

Yang kujumpai selama ini, pengunjung taman baca kebanyakan anak-anak. Apakah remaja dan usia dewasa sudah tidak berminat membaca buku meskipun ada piihan buku bacaan untuk mereka? Entahlah. Tapi yang jelas, dengan melibatkan pengunjung dalam merawat dan menjaga buku, akan membuat mereka merasa memiliki buku-buku tersebut. Cara ini bisa dengan membagi  piket kebersihan secara bergantian, membuat kegiatan menyampuli buku bersama, bahkan mengajak anak-anak untuk membeli buku yang mereka suka bila memungkinkan.

 

Membuat Beragam kegiatan

Pengunjung tidak hanya datang, memilih, dan membaca buku. Dengan mengadakan kegiatan yang beragam terutama di bidang literasi, pengunjung tidak akan bosan. Kegaiatannya apa saja? Bisa membaca puisi, menulis cerita pendek, membuat pembatas buku , bedah buku untuk remaja dan umum, cooking class, kerajinan tangan yang bisa diikuti oleh ibu-ibu, akan membuat taman baca semakin merakyat dan dibutuhkan keberadaannya.

 

Tiga kiat tersebut telah berhasil membuat taman baca masyarakat bertahan di tengah maraknya gawai dan kegiatan daring yang menjadi bagian dari keseharian masyarakat selama ini. Dengan pengelolaan, kegiatan, dan suasana yang kreatif dan menyenangkan, taman baca akan memiliki tempat tersendiri di hati masyarakat. Semoga.

 

Referensi : https://sanggarbacatrilogi.wordpress.com/2017/03/21/perbedaan-taman-bacaan-masyarakat-tbm-dan-perpustakaan-desa-perpusdes/

Post a Comment

0 Comments